This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 26 April 2013

Hidup adalah pilihan




’’Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan pasti mengandung resiko yang tak bisa dipilih lagi. Memilih itu bebas, tapi resiko dari pilihan itu terikat. Memilih itu ‘’Ada apanya’’ sedangkan menerima resiko pilihan itu ‘’ apa adanya.’’ 

Memilih itu hak Anda sedangkan resiko itu adalah kewajiban Anda. Pilihan dan resiko adalah paket yang tidak bisa dibeli secara terpisah.

Ada tiga tipe manusia dalam memilih. Pertama : MANUSIA BIAS. Kedua : MANUSIA BIASA . Ketiga : MANUSIA LUAR BIASA


Pertama, Manusia Bias, adalah manusia yang tidak berani memilih, dan akhirnya ia harus terpaksa menjalani hidup atas pilihan orang lain atasnya. Ia tidak meggunakan kesempatan yang Tuhan hadirkan untuknya agar ia bisa memilih kehidupan yang lebih baik baginya. Manusia Tipe Bias ini adalah manusia yang biasanya selalu menghindari konflik dan kesulitan. Ia takut memilih karena ia enggan menanggung resikonya. Ia lari dari konflik dalam ketakutan sehingga justru akhirnya kehidupannya dipenuhi dengan konflik yang menakutkan. Bukankah, barang siapa yang lari dari masalah justru ia kan mendapatkan masalah ?

Kedua, Manusia Biasa, adalah manusia yang berani memilih tapi tidak siap menerima resiko dari pilihannya, kecuali resiko itu berupa kenikmatan-kenikmatan. Inilah manusia yang antusias memulai sesuatu tapi hampir tidak pernah menyelesaikan apa yang telah dimulainya. Dialah tipe manusia yang masih berpusat pada EGO nya, tipe orang yang tidak mau sulit, tipe orang yang tidak mau repot. Akhirnya yang terjadi adalah ia akan menjadi manusia yang sering repot dan sering berada dalam kesulitan.

Dan ketiga, Manusia Luar Biasa, ialah manusia yang berani memilih dan siap menerima resiko dari pilihannya. Apapun resiko itu, ia dengan tegar tetap menghadapinya. Dialah manusia luar biasa yang memahami bahwa tidak mungkin seseorang naik kelas jika belum melewati berbagai ujian yang diperlukan. Dialah manusia yang memahami hakikat kehidupan dan hakikat masalah. 
Manusia Luar biasa, adalah manusia yang bukan sekedar berani mengusulkan perbaikan, tapi ia pun berani terjun langsung di kancah perbaikan tersebut. Dan baginya, berbagai maslah dan kesulitan adalah hadiah terindah dari Tuhan agar ia dapat menikmati kesejatian seorang pejalan yang berakhir dengan Husnul Khotimah.

Senin, 22 April 2013

Pemenang Vs Pecundang






Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban.
Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah.

Pemenang selalu memiliki Impian.
Pecundang selalu memiliki alasan.

Pemenang berkata, "Biarkan aku melakukannya untukmu."
Pecundang mengatakan, "Itu bukan pekerjaan saya."

Pemenang melihat jawaban untuk setiap masalah.
Pecundang melihat masalah untuk setiap jawaban.

Pemenang berkata, "Ini mungkin sulit tapi mungkin.”
Pecundang mengatakan, "Ini mungkin tetapi terlalu sulit."

Ketika pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "saya yang salah."
Ketika pecundang membuat kesalahan, ia mengatakan, "Itu bukan salahku."

Pemenang membuat komitmen.
Pecundang membuat janji.

Pemenang mengatakan, "Saya harus melakukan sesuatu."
Pecundang mengatakan, "Sesuatu harus dilakukan."

Pemenang adalah bagian dari tim.
Pecundang terpisah dari tim.

Pemenang melihat keuntungan.
Pecundang melihat rasa sakit.

Pemenang melihat kemungkinan.
Pecundang melihat masalah.

Pemenang melihat potensi.
Pecundang melihat masa lalu.

Pemenang memilih apa yang mereka katakan.
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.

Pemenang menggunakan argumen keras tapi kata-kata lembut.
Pecundang menggunakan argumentasi lunak tapi kata-kata keras.

Pemenang berdiri teguh pada nilai-nilai tapi kompromi pada hal-hal kecil.
Pecundang berdiri teguh pada hal-hal kecil tapi kompromi pada nilai-nilai.

Pemenang mengikuti filosofi empati: "Jangan lakukan kepada orang lain apa yang Anda tidak ingin mereka lakukan untuk Anda."
Pecundang mengikuti filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya untuk Anda."

Pemenang mewujudkannya.
Pecundang membiarkan hal itu terjadi.

Rabu, 17 April 2013

Jalan menuju sukses



 


Seorang anak muda berada di persimpangan jalan, dan dia bimbang memutuskan jalan mana yang mesti ia tempuh untuk menuju kesuksesan. Kebetulan di dekat situ ada sebuah rumah di mana tinggal seorang guru yang dikenal sangat bijaksana. Maka mampirlah anak muda itu menemui guru bijak tersebut.

“Guru, yang manakah jalan menuju kesuksesan?” tanya anak muda itu setelah berhadapan dengan guru bijak tersebut.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan. Anak muda itu pun segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah, tiba-tiba ia berseru, “Haah... ini jalan buntu!” Dan memang benar di hadapannya terbentang sebuah tembok besar yang menutupi jalan.

“Barangkali aku salah mengerti maksud sang guru.” Maka, berbaliklah anak muda tersebut menemui sang guru untuk menanyakan sekali lagi, “Guru, yang manakah jalan menuju sukses?” Sang guru pun menunjuk ke arah yang sama.

Merasa penasaran, anak muda itupun berjalan kembali ke arah yang sama seperti tadi. Namun, yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan. Ia merasa dipermainkan. Dengan penuh amarah ia menemui sang guru kembali.

“Guru, aku sudah mengikuti petunjukmu, tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu terhalang oleh tembok besar. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, tapi bicaralah!”
Akhirnya sang guru berbicara, “Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu.”

***
Sahabat, terkadang kita menginginkan hal termudah yang bisa kita tempuh untuk mencapai keinginan kita. Padahal, tidak ada jalan mudah menuju kesuksesan. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, tanpa menemui hambatan demi hambatan, tanpa melalui kegagalan demi kegagalan.

Yang perlu kita lakukan sebetulnya hanya menempa diri untuk lebih kuat dari hambatan yang ada, dan memaksa diri untuk bangkit sekali lagi pada saat kita jatuh. Kalahkan ‘tembok’ penghalang itu dan raihlah kesuksesan di baliknya.

Ayo ambil resiko sekarang !!!






Setiap pagi, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus lari lebih cepat daripada singa. Kalau tidak, ia akan dimakan singa.

Setiap pagi, seekor singa bangun. Ia tahu bahwa ia harus lari lebih cepat daripada rusa. Kalau tidak, ia akan mati kelaparan.

Tidak menjadi soal apakah anda seekor singa ataukah seekor rusa. Begitu matahari terbit, sebaiknya anda berlari!

Jangan lewatkan waktu sedetik pun, cepatlah berlari menjemput impian anda! Berusaha adalah mengambil resiko. Tapi resiko harus dihadapi karena bahaya terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil resiko sama sekali.

Orang yang tidak berani menghadapi resiko, tidak akan melakukan apa-apa, tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa. Mereka mungkin saja menghindari penderitaan dan kesengsaraan. Tapi mereka tidak bisa belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai atau hidup.

Dalam keadaan terikat oleh kepastian, mereka telah mengekang kebebasan mereka sendiri. Hanya orang yang berani mengambil resiko adalah orang yang bebas.

Anda pasti bisa, Kawan..!!!





Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stand makanan dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat. Setiap malam ratusan orang menonton pertunjukkan manusia kuat. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang. Ia bisa menhancurkan batu bata tebal dengan tinjunya. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Tapi untuk menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas.

Kemudian ia menantang para penonton, “Barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini, akan kuberikan dia uang satu juta.”

Kemudian naiklah seorang lelaki, atlit binaraga, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras… dan memeras… tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat dari penjuru kota mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum. Kemudian ia berkata, “Aku berikan satu kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba?”

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. ”Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.” Manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras… memeras… memeras dan “ting!” setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, “Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya kau satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana kau bisa melakukan hal itu?”

“Begini,” jawab wanita itu, “Jika suamimu sedang jatuh sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah, maka hanya memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit.”


“BILA ANDA MEMILIKI ALASAN YANG CUKUP KUAT, ANDA AKAN MENEMUKAN JALANNYA.” DEMIKIAN KATA SEORANG BIJAK. SERINGKALI KITA TAK KUAT MELAKUKAN SESUATU KARENA TAK MEMILIKI ALASAN YANG CUKUP KUAT.


(Bits & Pieces, The Economics Press)

Selasa, 16 April 2013

Mimpi para pejuang





Ternyata orang-orang besar, sebelum menjadi besar, mereka memiliki mimpi-mimpi besar dalam hidupnya. Mimpi-mimpi itulah yang menjadikan nama mereka tercatat sebagai pejuang untuk bidangnya masing-masing.

Aristoteles (384 BC-322 BC):

Hope is a waking dream..
Harapan adalah kunci untuk terwujudnya sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang kita sendiri tidak memiliki harapan untuk meraihnya adalah mimpi yang kosong. Adanya suatu pengharapan pada sebuah mimpi, akan menjadikan mimpi itu selalu hidup dan sangat mungkin untuk diraih.

Kahlil Gibran (1883-1931):

Trust in dreams, for in them is hidden the gate to eternity..

Jika kita tidak percaya pada mimpi kita, untuk apa bermimpi? Kahlil Gibran seringkali menuliskan mimpi-mimpinya dalam syairnya. Dan dengan menuliskannya saja, sudah menjadikannya sebagai seorang pejuang besar dibidang sastra.

Hasan Al Banna (1905- 1949)

The realities of today are the dreams of yesterday, and the dreams of today are the realities of tomorrow..

Mimpi bagi seorang Al Banna adalah sebuah fase menuju kenyataan. Keyakinan pada mimpinya, menjadikannya pejuang yang tangguh, meski berhadapan dengan penguasa tiran masa itu. Ulama kharismatik yang berasal dari Mesir ini memiliki mimpi besar untuk menyatukan umat islam dalam satu garis perjuangan. Jama'ah yang dibentuknya, Ikhwanul Muslimin, menjadi simbol perjuangan gerakan islam hingga saat ini. Melalui pemikirannya, yang banyak tertuang dalam buku2nya, gerakan islam dituntut untuk berjuang sesuai dengan keaslian garis perjuangan islam sekaligus aktual untuk diterapkan pada masa kontemporer.

John F. Kennedy (1917-1963):

We need men who can dream of things that never were..

Sebuah mimpi yang besar, tidak cukup dibangun oleh seorang diri. Ia membutuhkan sebuah team untuk mewujudkan mimpi besarnya. Sebuah tim yang berisi orang-orang yang juga memiliki mimpi-mimpi besar.

James Dean (1931-1955):

Dream as if you'll live forever and live as if you'll die today..

Inilah konsistensi sebuah mimpi. Dibutuhkan keseimbangan dalam hidup, sebagai seorang pemimpi dan pekerja.

Bill  Gates:

I really had a lot of dreams when I was a kid, and I think a great deal of that grew out of the fact that I had a chance to read a lot..

Siapa sangka seorang Bill Gates, orang terkaya di dunia saat ini versi Forbes, hidupnya dipenuhi banyak mimpi. Tidak heran jika saat ini banyak hasil yang ia raih dari mimpi-mimpinya. Resepnya, jangan sia-siakan kesempatan yang ada dihadapan kita. Jika kesempatan itu adalah waktu untuk membaca, maka banyak-banyaklah membaca..!!
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com