Jumat, 26 April 2013

Hidup adalah pilihan




’’Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan pasti mengandung resiko yang tak bisa dipilih lagi. Memilih itu bebas, tapi resiko dari pilihan itu terikat. Memilih itu ‘’Ada apanya’’ sedangkan menerima resiko pilihan itu ‘’ apa adanya.’’ 

Memilih itu hak Anda sedangkan resiko itu adalah kewajiban Anda. Pilihan dan resiko adalah paket yang tidak bisa dibeli secara terpisah.

Ada tiga tipe manusia dalam memilih. Pertama : MANUSIA BIAS. Kedua : MANUSIA BIASA . Ketiga : MANUSIA LUAR BIASA


Pertama, Manusia Bias, adalah manusia yang tidak berani memilih, dan akhirnya ia harus terpaksa menjalani hidup atas pilihan orang lain atasnya. Ia tidak meggunakan kesempatan yang Tuhan hadirkan untuknya agar ia bisa memilih kehidupan yang lebih baik baginya. Manusia Tipe Bias ini adalah manusia yang biasanya selalu menghindari konflik dan kesulitan. Ia takut memilih karena ia enggan menanggung resikonya. Ia lari dari konflik dalam ketakutan sehingga justru akhirnya kehidupannya dipenuhi dengan konflik yang menakutkan. Bukankah, barang siapa yang lari dari masalah justru ia kan mendapatkan masalah ?

Kedua, Manusia Biasa, adalah manusia yang berani memilih tapi tidak siap menerima resiko dari pilihannya, kecuali resiko itu berupa kenikmatan-kenikmatan. Inilah manusia yang antusias memulai sesuatu tapi hampir tidak pernah menyelesaikan apa yang telah dimulainya. Dialah tipe manusia yang masih berpusat pada EGO nya, tipe orang yang tidak mau sulit, tipe orang yang tidak mau repot. Akhirnya yang terjadi adalah ia akan menjadi manusia yang sering repot dan sering berada dalam kesulitan.

Dan ketiga, Manusia Luar Biasa, ialah manusia yang berani memilih dan siap menerima resiko dari pilihannya. Apapun resiko itu, ia dengan tegar tetap menghadapinya. Dialah manusia luar biasa yang memahami bahwa tidak mungkin seseorang naik kelas jika belum melewati berbagai ujian yang diperlukan. Dialah manusia yang memahami hakikat kehidupan dan hakikat masalah. 
Manusia Luar biasa, adalah manusia yang bukan sekedar berani mengusulkan perbaikan, tapi ia pun berani terjun langsung di kancah perbaikan tersebut. Dan baginya, berbagai maslah dan kesulitan adalah hadiah terindah dari Tuhan agar ia dapat menikmati kesejatian seorang pejalan yang berakhir dengan Husnul Khotimah.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com